cerpen
“Dan mungkin bila nanti kita kan bertemu
lagi
satu pintaku jangan kau coba tanyakan
kembali
rasa yang ku tinggal mati
seperti hari kemarin saat semua disini”
Alunan suara
merdu yang ditambah dengan nada disetiap senar- senar gitar terdengar di daerah
kawasan traffic light , berpindah dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya. Diterik
sinar matahari siang membuatnya harus
tetap bekerja tepatnya bekerja menjadi seorang pengamen. Akbar, yah pengamen
itu bernama akbar. Dia seorang anak yatim piatu yang tinggal disebuah gubuk
dengan ditemani adik-adiknya, yaitu rena dan neta. Akbar anak pertama yang
satu-satunya dapat menghidupi adik-adiknya, hanya dia yang dapat bekerja,
sedangkan adik-adiknya masih terlalu kecil untuk melakukan tugas itu, dan hanya
dia juga laki-laki satu-satunya. Akbar merupakan salah satu pencinta musik,
menurutnya musik itu bagian dari separuh hidupnya, musik itu juga warna hidup
baginya. Akbar pernah memiliki cita-cita menjadi seorang pemain musik terkenal, tapi sekarang pupus
sudah harapannya untuk mencapai cita-citanya. Selain itu Akbar juga pernah berfikir,
bagaimana bisa menjadi seorang pemain music terkenal? dia saja tidak
bersekolah, bahkan menjadi pemain music
saja dia tidak bisa, bagaimana bisa menjadi pemain music terkenal? Kun fayakun, apapun bisa terjadi, walaupun
dia tidak bersekolah tapi jika dia mau berusaha, pasti bisa. Percayalah!
Di dalam perjalanan pulang, Akbar selalu tersenyum bahagia, hari ini
dia mendapatkan uang yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhannya dan
adik-adiknya, itu semua berkat orang yang berbaik hati dan tulus menyumbangkan
uang yang lumayan banyak bagi akbar.
Tapi tiba-tiba dari kejauhan akbar melihat seorang laki-laki berumur sekitar 50
tahun yang tidak asing baginya, keluar dari mobil mewahnya seperti orang
menahan sakit sambil meminta prtolongan. Secepat mungkin akbar berlari menuju
laki-laki itu untuk membantunya, dan segera membawanya kerumah sakit. Hingga 30
menit akbar menunggu, dokter akhirnya keluar bersama laki-laki itu, akbar pun
segera membantu laki-laki itu untuk keluar rumah sakit, di sepanjang koridor
rumah sakit , keadaan sunyi hanya terdengar langkah kaki mereka. Tapi tidak
lama laki-laki itu angkat bicara
“ nak, terimakasi telah menolong saya, besok
kamu datang ke studio saya. saya seorang produser music di flame studio, alamatnya jl.majapahit no. 34/2-jakarta pusat,
saya harap kamu datang”
laki-laki itu
terdiam sejenak, lalu kembali berkata “ ya sudah kamu boleh pulang nak, maaf
telah merepotkanmu, ah ya, atau kamu perlu saya antar ke rumah mu?”
Akbar
menjawab dengan sopan “ sama-sama pak, lagian itu sudah kewajiban setiap orang
untuk saling membantu, baiklah saya akan datang ke studio bapak, dan
terimakasih atas tawarannya saya pulang sendiri aja pak” laki-laki itu membalasnya dengan anggukan lalu
tersenyum.
Studio ini mewah sekali pikir
batin Akbar. Ketika sampai didepan sebuah ruangan yang bertuliskan “RUANGAN
PRODUSER”, akbar tampak ragu memasuki ruangan itu. Tanpa tersadar pintu
dihadapan Akbar terbuka, Akbar terlonjak kaget, dan berdirilah seorang
laki-laki yang sempat ditolongnya itu sambil tersenyum menyambut kedatangan Akbar
dan mempersilahkannya masuk.
“Silahkan masuk nak, saya senang kamu akhirnya
datang”
Akbar pun
tersenyum kikuk karena tidak menyangka kedatangannya disambut bak orang-orang
terhormat “iya terimakasih pak”
kemudian
laki-laki itu berkata “baiklah kita langsung saja ketopiknya, kamu akan saya
pekerjakan sebagai seorang gitaris dan vokalis di studio saya apakah kamu
bersedia?”
akbar
terbelalak kaget, kaget dengan apa yang didengarnya, dan bingung harus
mengatakan apa? Laki-laki itu terlalu baik terhadapnya, menyumbangkan uang yang
menurutnya banyak, dan sekarang menawarkan menjadi seorang gitaris dan vokalis
distudionya tanpa harus menguji kemampuan akbar, seolah-olah laki-laki itu
sudah tau kemampuannya. Akhirnya, cita-citaku
sekaligus impianku tercapai pikir batin akbar.
“ nak?
Bagaimana? Apa jawabannya?” tiba-tiba laki-laki itu menyadarkannya dari lamunan
Dan akbar
langsung menjawab dengan mantap “ iya pak saya mau, terimakasih telah
menawarkan pekerjaan itu, itu merupakan impian saya dari dulu, terima kasih
banyak pak” tanpa tersadar dia langsung menggapai punggung tangan laki-laki itu
dan menciumnya,
“ iya
sama-sama nak, saya juga berterima kasih kepadamu karna sudah menolong saya
waktu itu” kata laki-laki itu dengan bibir yang terukir keatas melambangkan
senyum bahagia.
Akbar pun
membalas senyum itu dan berkata “iya sekali lagi terima kasih pak, ya sudah
saya mulai bekerja sekarang pak” laki-laki itu membalas dengan anggukan sambil
tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar